SELAMAT DATANG

Minggu, 27 September 2015

YANG SALAH BUKAN SYARIAH TAPI OKNUM YANG KURANG SYARIAH

H. Mahmud Ali Zain Sesalkan Blow UP Pemberitaan BMT PSU Malang


Ketua Pengurus Koperasi SPS BMT UGT Sidogiri Indonesia menegaskan bahwa BMT Perdana Surya Utama (PSU) Malang yang saat ini sedang dilanda masalah keuangan akibat kelalaian para pengelolanya (fraud), tidak ada sangkut pautnya dengan BMT Sidogiri baik Koperasi SPS BMT UGT Sidogiri Indonesia maupun BMT Maslahah Jawa Timur. Hal tersebut perlu ditegaskan karena pada saat BMT PSU Malang mengalami fraud, BMT Sidogiri sempat dikait-kaitkan dengan masalah yang sedang terjadi di BMT PSU Malang.
“Saya mendapat informasi bahwa pada saat BMT PSU Malang mengalami masalah keuangan, Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur sempat menanyakan: ada apa dengan BMT Sidogiri? Mereka mengira yang sedang mengalami masalah itu BMT Sidogiri padahal yang sedang mengalami masalah keuangan itu bukan BMT Sidogiri melainkan BMT PSU Malang,” demikian H. Mahmud memberikan penjelasan.
H. Mahmud Ali Zain juga memberikan klarifikasi bahwa masalah yang sedang terjadi di BMT PSU Malang, bukan karena kesalahan konsep syariah yang diterapkan oleh BMT PSU Malang, melainkan murni karena kelalaian dari pihak pengelola yang kurang hati-hati dalam mengelola keuangan BMT PSU Malang. Karena itu, kesalahan yang dilakukan oleh para pengelola BMT PSU Malang, tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk menyalahkan sistem syariah yang digunakan.
H. Mahmud Ali Zain menengarai ada pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk membesar-besarkan pemberitaan mengenai fraud BMT PSU Malang dan menghubung-hubungkannya dengan sistem syariah yang diterapkan. Karena itu, dia sangat prihatin dengan adanya kejadian tersebut dan khawatir akan dapat memberikan citra negatif terhadap BMT lainnya yang menggunakan konsep syariah dalam menjalankan usahanya.
“Saya merasa prihatin bahwa masalah keuangan yang sedang terjadi di BMT PSU Malang  di-blow up dan diberitakan secara besar-besaran. Saya heran dalam beberapa hari berturut-turut diberitakan sampai satu halaman di sebuah media massa lokal di Malang. Ada apa ini? Jangan-jangan ada yang ingin mengambil kesempatan untuk menjelek-jelekkan konsep syariah. Apalagi dalam berita disebutkan bahwa tidak ada jaminan keamanan dalam konsep syariah,” ungkap H. Mahmud Ali Zain.
Padahal, lanjutnya, masalah keuangan yang terjadi pada BMT PSU Malang yang menggunakan sistem syariah itu bukan karena kesalahan konsep syariahnya, melainkan karena kesalahan dari pihak pengelola yang melaksanakan konsep syariah. “Kalau yang salah orangnya, maka jangan menyalahkan sistem yang digunakan. Konsepnya baik tapi bila diterapkan secara salah, maka akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik,” kata H. Mahmud Ali Zain.
Karena itu, H. Mahmud Ali Zain menghimbau kepada para pelaku ekonomi syariah untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan usahanya dan mengambil pelajaran berharga dari musibah yang melanda BMT PSU Malang. “Marilah kita meningkatkan kehati-hatian dalam mengelola usaha yang menggunakan konsep syariah agar tidak mengalami masalah keuangan sebagaimana yang menimpa BMT PSU Malang,” himbaunya.

Minggu, 10 Mei 2015

KALKULATOR ZAKAT UANG TUNAIKALKULATOR ZAKAT GAJI
ZAKAT LAIN-LAIN


  Kalangan Perguruan Tinggi Terkesan dengan Kemajuan Pesantren

Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri menyampaikan bahwa kalangan Perguruan Tinggi kini sangat terkesan dengan pesatnya kemajuan yang telah dicapai oleh pesantren terutama dalam hal penerapan teori-teori ekonomi sehingga tidak kalah dengan Perguruan Tingi. Malah, dalam mengelola koperasi, orang-orang pesantren lebih berhasil daripada orang-orang Perguruan Tinggi.
Kesan tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Universitas Brawijaya Malang dengan Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS), Sabtu (9/5/2015) di aula Koperasi BMT Maslahah Sidogiri. Dari IASS penandatangan diwakili oleh Ketua Pengurus IASS HM. Sholeh Abdul Haq.
Sebelum acara penandatanganan MoU, diawali dengan kegiatan seminar “Indonesia Menuju Halalan Thayyiban” yang menghadirkan nara sumber ari Universitas Brawijaya yaitu Prof. Ir. Sukoso, MS dan Dr. Nur Rahman dan KH. Cholil Nafis dari IASS.
Alhamdulillah, saya sangat terkesan dan senang dapat berkunjung ke Sidogiri ini untuk menandatangani memorandum of understanding antara Universitas Brawijaya Malang dengan Ikatan Alumni Santri Sidogiri. Saya berharap, penandatanganan ini dapat menjadi langkah awal untuk mengadakan berbagai kegiatan yang akan bermanfaat bagi masyarakat luas,” ungkapnya saat memberikan sambutan.
Saat memberikan sambutan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri menyampaikan bahwa para dosen di Perguruan Tinggi banyak yang terkesan dengan orang-orang pesantren yang telah berhasil mempraktikkan teori-teori ekonomi yang dipelajari di Perguruan Tinggi. “Bukti keberhasilan praktik ekonomi itu dapat dilihat dari ruangan gedung ini yang tak kalah megahnya dengan ruang kampus Universitas Brawijaya Malang,” katanya memuji.
Selain itu, menurutnya, kesan yang dulu melekat pada santri yang gudikan dan kumuh telah jauh berubah setelah para dosen di Universitas Brawijaya Malang bertemu dengan H. Mahmud Ali Zain selaku Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT UGT Sidogiri Indonesia dan KH. Mahfudz Syaubary, MA Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto di Forum Peduli Bangsa.
Dalam pandangannya, para orang-orang pesantren telah berhasil mempraktikkan teori-teori ekonomi yang dipelajari di Perguruan Tinggi sehingga menjadi pengusaha yang sukses seperti H. Mahmud Ali Zain s dan KH. Mahfudz Syaubary, MA . “Dulu ketika pertama kali saya mengajak para dosen ke pesantren, mereka mencibir kenapa Pak Rektor mengajak ke pesantren. Namun setelah melihat keberhasilan orang-orang pesantren seperti yang dilakukan oleh H. Mahmud Ali Zain dan KH. Mahfudz Shaubary, MA, yang sukses mengembangkan usaha di bidangnya masing-masing, para dosen malah mengatakan kenapa tidak dari dulu datang ke pesantren,” katanya.
Malah, lanjutanya, para dosen di Universitas Brawijaya sangat memberikan apresiasi atas keberhasilan KH. Mahfudz Shaubary, MA dalam memadukan antara pesantren dengan bisnis. “Di antara dosen saya ada yang mengatakan kalau KH. Mahfudz Shaubary, MA itu menggapai surga dunia dan akhirat sekaligus karena istrinya empat dan mobilnya Alphart. Sedangkan, para dosen sendiri, surga dunia saja belum didapat, apalagi surga akhirat,” ujarnya berseloroh.