SELAMAT DATANG

Minggu, 10 Mei 2015

  Kalangan Perguruan Tinggi Terkesan dengan Kemajuan Pesantren

Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri menyampaikan bahwa kalangan Perguruan Tinggi kini sangat terkesan dengan pesatnya kemajuan yang telah dicapai oleh pesantren terutama dalam hal penerapan teori-teori ekonomi sehingga tidak kalah dengan Perguruan Tingi. Malah, dalam mengelola koperasi, orang-orang pesantren lebih berhasil daripada orang-orang Perguruan Tinggi.
Kesan tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Universitas Brawijaya Malang dengan Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS), Sabtu (9/5/2015) di aula Koperasi BMT Maslahah Sidogiri. Dari IASS penandatangan diwakili oleh Ketua Pengurus IASS HM. Sholeh Abdul Haq.
Sebelum acara penandatanganan MoU, diawali dengan kegiatan seminar “Indonesia Menuju Halalan Thayyiban” yang menghadirkan nara sumber ari Universitas Brawijaya yaitu Prof. Ir. Sukoso, MS dan Dr. Nur Rahman dan KH. Cholil Nafis dari IASS.
Alhamdulillah, saya sangat terkesan dan senang dapat berkunjung ke Sidogiri ini untuk menandatangani memorandum of understanding antara Universitas Brawijaya Malang dengan Ikatan Alumni Santri Sidogiri. Saya berharap, penandatanganan ini dapat menjadi langkah awal untuk mengadakan berbagai kegiatan yang akan bermanfaat bagi masyarakat luas,” ungkapnya saat memberikan sambutan.
Saat memberikan sambutan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri menyampaikan bahwa para dosen di Perguruan Tinggi banyak yang terkesan dengan orang-orang pesantren yang telah berhasil mempraktikkan teori-teori ekonomi yang dipelajari di Perguruan Tinggi. “Bukti keberhasilan praktik ekonomi itu dapat dilihat dari ruangan gedung ini yang tak kalah megahnya dengan ruang kampus Universitas Brawijaya Malang,” katanya memuji.
Selain itu, menurutnya, kesan yang dulu melekat pada santri yang gudikan dan kumuh telah jauh berubah setelah para dosen di Universitas Brawijaya Malang bertemu dengan H. Mahmud Ali Zain selaku Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT UGT Sidogiri Indonesia dan KH. Mahfudz Syaubary, MA Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto di Forum Peduli Bangsa.
Dalam pandangannya, para orang-orang pesantren telah berhasil mempraktikkan teori-teori ekonomi yang dipelajari di Perguruan Tinggi sehingga menjadi pengusaha yang sukses seperti H. Mahmud Ali Zain s dan KH. Mahfudz Syaubary, MA . “Dulu ketika pertama kali saya mengajak para dosen ke pesantren, mereka mencibir kenapa Pak Rektor mengajak ke pesantren. Namun setelah melihat keberhasilan orang-orang pesantren seperti yang dilakukan oleh H. Mahmud Ali Zain dan KH. Mahfudz Shaubary, MA, yang sukses mengembangkan usaha di bidangnya masing-masing, para dosen malah mengatakan kenapa tidak dari dulu datang ke pesantren,” katanya.
Malah, lanjutanya, para dosen di Universitas Brawijaya sangat memberikan apresiasi atas keberhasilan KH. Mahfudz Shaubary, MA dalam memadukan antara pesantren dengan bisnis. “Di antara dosen saya ada yang mengatakan kalau KH. Mahfudz Shaubary, MA itu menggapai surga dunia dan akhirat sekaligus karena istrinya empat dan mobilnya Alphart. Sedangkan, para dosen sendiri, surga dunia saja belum didapat, apalagi surga akhirat,” ujarnya berseloroh.

Tidak ada komentar: